JAKARTA TIMUR – Pedulibangsa co.id – Siapa orang tua yang tidak bahagia akan hadirnya sang buah hati terlebih lagi anak pertama. Anak adalah sebuah karunia dan merupakan titipan dari Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap orang tua. Orang tua akan melakukan beberapa persiapan untuk memastikan proses persalinannya berjalan dengan lancar, salah satunya dengan mendaftarkan diri sebagai peserta JKN-KIS. Dalam Program JKN-KIS, proses persalinan normal maupun sectio caesarian ditanggung oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan indikasi medis dari dokter.
Ada pengalaman tak terlupakan yang dirasakan oleh salah satu peserta JKN-KIS dalam proses persalinan yaitu Firzatus Syifa (31 tahun) yang biasa dipanggil Firza. Firza merupakan seorang PNS Daerah yang saat pertama kali menjadi peserta JKN-KIS pada tahun 2016 masih sebagai karyawan swasta.
“Pada tahun 2018 saya menikah dan hamil anak pertama, untuk kontrol kehamilan saya kontrol di dua tempat, satu menggunakan BPJS Kesehatan dan satunya lagi tidak menggunakan BPJS Kesehatan, saat umur kehamilan saya berumur 7 bulan dua FKTP yang saya gunakan tersebut sama – sama mendeteksi adanya preeklampsia,” ujar Firza saat dikonfirmasi oleh Tim Jamkesnews, Jumat (19/02).
Firza melanjutkan ceritanya bahwa saat umur kehamilan sudah memasuki 32 minggu, kondisinya sudah merasa sangat lemah, berat dan pusing, tensi 150/100, dan proteinuria +1 sehingga dirinya masuk dalam kategori preeklampsia berat (PEB). Langsung saja suaminya membawa ke IGD Rumah Sakit Petrokimia, karena perlu penanganan lebih lanjut, Firza lalu dirujuk ke Rumah Sakit Ibnu Sina.
“Saya sangat terbantu dan bersyukur sekali dengan adanya Program JKN-KIS ini, semua perawatan saya selama persalinan ditanggung oleh BPJS Kesehatan mulai dari biaya kontrol saat hamil, biaya perawatan NICU anak saya selama 3 minggu, transfusi albumin sebanyak 2 kali sebelum dan setelah persalinan hingga biaya persalinan secara sectio caesarian dimana pada saat itu saya bukan orang yang punya uang sebanyak itu,” tambah Firza.
Untuk pelayanan, Firza sangat berterima kasih dengan cepat tanggapnya mulai dari dokter obgyn di klinik yang mengidentifikasi preeklampsia untuk pertama kalinya, IGD Rumah Sakit Petrokimia yang memberikannya suntikan anti kejang sebelum diberangkatkan ke Rumah Sakit Ibnu Sina, pemberian suntikan pematang paru sampai empat kali saat dirinya di ruang observasi, sampai operasi sectio caesarian, dan persiapan dari NICU saat saya operasi.(PG/cp)