pedulibangsa.co,id- Banyuwangi memiliki panorama dan budaya yang elok untuk dilihat. Mulai dari keanekaragaman pantai, pegunungan, air terjun, adat istiadat serta berbagi tradisi lisan yang hidup hingga hari ini. Masyarakat Banyuwangi sudah pasti tidak asing dengan petilasan yang akan dibahas pada ulasan kali ini. Petilasan Syeh Siti Jenar yang dalam pengembaraanya dipercayai singgah di beberapa tempat, tidak terkecuali Banyuwangi. Petilasan tersebut dinamakan Petilasan Lastono.
Syeh Siti Jenar merupakan salah satu tokoh yang menyebarkan agama islam di pulau Jawa. Beliau memiliki nama asli Raden Abdul Jalil. Seperjalanan beliau dalam kiprah penyebaran agama islam, beberapa kontroversi mengiringi sepanjang perjalanannya. Terlepas dari kontroversi yang dihadapinya, ia memiliki banyak murid dan beberapa di antara mereka cukup berpengaruh dalam tumbuh kembang ajaran islam di Pulau Jawa. Syekh Siti Jenar diceritakan sudah menghafal Alquran ketika usianya 12 tahun. Guru spiritualnya ialah ayahnya sendiri, Sayyid Shalih yang dikenal sebagai ahli tafsir kitab suci. Namun, diceritakan bahwa kedatangannya di Banyuwangi bukan untuk menyebarkan agama, namun bertapa dan mencari ketenangan.
Semua petilasan Syeh Siti Jenar konon katanya diberi nama Lemah Abang. Petilasan yang ada di Banyuwangi pun diabadikan menjadi nama desa yakni di desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh. Tidak ada syarat khusus untuk pengunjung yang ingin mengunjungi petilasan Lastono, bebas untuk siapapun asalkan saling menghargai. Hal yang sering dilakukan adalah mengirim doa serta mengelilingi warisan budaya (nguri-nguri), karena di situs tersebut, terdapat pula makam lain, yakni petinggi Kerajaan Belambangan zaman. (Re)