JAKARTA – Pedulibangsa.co.id – Sejak diterapkan awal tahun 2021, program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro terbukti menurunkan angka kasus aktif Covid-19 di Indonesia. Tak hanya itu, PPKM Mikro juga berhasil menurunkan tingkat kematian dan bad occupancy rate, bahkan berhasil meningkatkan tingkat kesembuhan. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Menurutnya, pandemi berangsur membaik terlihat dari angka presentase kasus aktif dan tingkat kesembuhan yang sudah lebih baik dari rata-rata global.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga menyatakan PPKM Mikro efektif dapat menekan laju Kasus Covid-19. Presiden Jokowi mengingatkan agar penurunan kasus harian ini tidak mengurangi jumlah pelaksanaan tes Covid-19 yang dilakukan. Menurut Presiden Jokowi PPKM Mikro yang diterapkan di seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali terbukti efektif menekan laju kasus Covid-19. Selama pelaksanaan PPKM Mikro, posko penanganan Covid-19 di tingkat desa, kampung, maupun kelurahan juga efektif mencegah penularan Covid-19.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin membenarkan kasus aktif corona di tanah air menurun drastis sejak diberlakukan PPKM Mikro. Menurut Menkes Budi, selain angka positif harian, penurunan juga diikuti angka rata-rata kematian dan tingkat keterisian tempat tidur di berbagai rumah sakit. Saat ini keterisian tempat tidur secara nasional berada di bawah 40%.
Menkes menjelaskan, ada 4 startegi utama yang dijalankan dalam menangani pandemi corona di tanah air yakni penguatan sistem kesehatan publik, strategi 3T, teurapetik dan vaksinasi covid-19. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, kasus aktif covid-19 per 15 Maret 2021 sebesar 9,72%. Angka itu lebih rendah dibanding angka rata-rata global.
Hal senada juga dinyatakan oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo bahwa penurunan kasus aktif covid-19 di Indonesia karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Menurutnya kasus aktif covid-19 di tanah air yang menurun, menandakan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan di masyarakat membuahkan hasil. Untuk itu, semua pihak diminta tetap menerapkan protokol kesehatan guna memutus penyebaran virus corona.
Penurunan kasus covid karena PPKM Mikro juga disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang menyatakan bahwa penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro efektif menurunkan penyebaran virus corona di wilayah Jatim. Khofifah mengatakan berdasarkan evaluasi yang Pemerintah Provinsi Jawa Timur, intervensi penerapan PPKM Mikro terbukti efektif untuk menurunkan penyebaran COVID-19 di provinsi ini.
Khofifah menjelaskan pihaknya terus melakukan evaluasi pelaksanaan PPKM Mikro, tahap demi tahap, dan berdasarkan data terdapat banyak hasil yang menggembirakan dari berbagai indikator epidemiologis. Dijelaskan, pelaksanaan PPKM Mikro, dinilai memberikan hasil cukup signifikan terhadap penurunan penyebaran COVID-19 di Jawa Timur. Pada awal Januari 2021, terdapat delapan zona merah dan saat ini sudah tidak ada lagi zona merah.
“Saat ini di Jatim sudah tidak ada zona merah dan 42 persen kabupaten kota sudah masuk di zona kuning. Ini menunjukkan bahwa penerapan PPKM Mikro ini sudah di jalur yang benar,” katanya.
Selain itu, hasil signifikan PPKM juga tampak pada penurunan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di ruang isolasi biasa maupun ICU. Selama PPKM, Bed Occupancy Ratio (BOR) isolasi biasa di Jatim turun, dari 79 persen menjadi 35 persen. Selain itu, BOR ICU juga telah berhasil turun dari 72 persen menjadi 52 persen, artinya tingkat keterisian rumah sakit di Jawa Timur sudah sesuai syarat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni di bawah 60 persen.
Selain keberhasilan pelaksanaan PPKM Mikro, program vaksinasi nasional juga efektif menurunkan angka covid-19. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Surabaya, Misutarno menyatakan program vaksinasi nasional berhasil menurunkan kasus positif covid-19, khususnya bagi perawat di Kota Surabaya. Dijelaskan, hanya tinggal beberapa orang yang dirawat di rumah sakit maupun menjalani isolasi mandiri.
Jumlah pasien di rumah sakit lapangan di Kota Surabaya, juga menurun drastis kurang lebih 50% dari sebelum adanya vaksinasi nasional. Berdasarkan data dan hasil evaluasi DPD PPNI Kota Surabaya, akibat pandemi yang terjadi dalam setahun ini, sebanyak 810 perawat terpapar, dan 19 orang di antaranya meninggal dunia. Sementara sebanyak 782 di antaranya kini sudah sembuh. Penurunan pasien di rumah Sakit Lapangan Surabaya juga mencapai 50%.
“Sebelum adanya program vaksinasi , jumlah pasien yang dirawat baik warga maupun perawat bisa mencapai 200-250 orang/hari. Setelah adanya vaksin, kini turun kurang lebih 100 orang pasien/hari,” katanya.
Seiring dengan keberhasilan kedua hal itu, pemerintah memperpanjang PPKM mikro tahap keempat yang akan berlaku mulai 23 Maret 2021 hingga 5 April 2021 dengan memperluas cakupan menjadi 15 provinsi.
Program vaksinasi nasional juga masih berjalan, baik yang dilakukan oleh pemerintah, maupun program vaksin mandiri (gotong royong) dimana swasta diikutsertakan dalam pelaksanaannya.
Diharapkan, dengan ditekannya angka kasus positif Covid-19, Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah dapat memproyeksikan perekonomian Indonesia bisa berada di kisaran 4% hingga 5,5% di tahun 2021.
Pertumbuhan ekonomi tahun ini akan didorong dengan peningkatan konsumsi, investasi, dan ekspor yang sejalan dengan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja, juga dibarengi dengan program vaksinasi untuk memulihkan rasa aman bagi masyarakat.
Jadi program vaksinasi dan PPKM Mikro betul-betul memberikan dampak luar biasa terhadap penurunan kasus COVID-19 di Indonesia. Maka dukungan dari semua pihak, sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan vaksinasi dan PPKM Mikro agar hasilnya bisa semakin membaik.(vee)