Ada Program JKN, Persalinan Firsya Lancar Tanpa Tambahan Biaya

banner 468x60

JAKARTA – Pedulibangsa.co.id – Siang itu tampak wanita sedang duduk sembari merapihkan berkas setelah mengurus perubahan data keluarga di loket kepesertaan. Senyum terpancar diwajahnya mengartikan bahwa segala urusannya berjalan dengan lancar pada hari itu di kantor BPJS Kesehatan. Wanita itu bernama Firsyatus Sifa (32) yang pada hari itu mengurus perubahan nama anaknya setelah memperbarui data nama anaknya dalam Aplikasi Dukcapil. Data peserta JKN saat ini sudah terintegrasi dengan data Dukcapil, hal tersebut sebagai bentuk tertib administrasi kependudukan dan nomor induk kependudukan menjadi single identity number.

Ada pengalaman tak terlupakan yang dirasakan oleh Firsya dalam proses persalinannya. Firsya saat ini merupakan seorang PNS Daerah yang ketika pertama kali menjadi peserta JKN-KIS pada tahun 2016 masih sebagai karyawan swasta di salah satu anak perusahaan PT. Petrokimia Gresik. Pengalaman yang tidak terlupakan itu adalah ketika dirinya melakukan proses persalinan anak pertama menggunakan manfaat dari Program JKN dan merasakan kenyamanan serta kepuasan terhadap pelayanan kesehatannya.

“Pada tahun 2018 saya menikah dan alhamdulillah di tahun yang sama saya diberikan kesempatan hamil anak pertama. Untuk kontrol kehamilan saya mengakses di dua fasilitas kesehatan yang berbeda, yang pertama fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan yang kedua fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Saat umur kehamilan saya berumur tujuh bulan, dua fasilitas kesehatan yang saya gunakan tersebut sama-sama mendeteksi kondisi preeklampsia,” ujar Firsya saat ditemui oleh Jamkesnews, Jumat (26/08).

Firsya melanjutkan ceritanya bahwa pada saat umur kehamilan sudah memasuki 31 minggu, kondisinya yang dirasakan sudah sangat lemah, kepala pusing, tensi menunjukan angka 150/100, dan kondisi proteinuria +1 sehingga sudah naik status dari preeklampsia ringan (PER) menjadi preeklampsia berat (PEB). Melihat keadaan tersebut, suaminya segera membawa dirinya ke instalasi gawat darurat Rumah Sakit Petrokimia Gresik. Dikarenakan perlu penanganan lebih lanjut, Firsya kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik. Ia mengatakan alasannya dirujuk karena Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik memiliki penanganan yang lebih baik dalam kasus preeklampsia serta memiliki NICU terlengkap, hal ini mengingat terdapat kemungkinan harus melahirkan secara prematur.

“Saya sangat terbantu dan bersyukur sekali dengan adanya Program JKN ini, semua perawatan saya selama persalinan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Mulai dari biaya kontrol saat hamil, biaya perawatan NICU anak saya selama 3 minggu, transfusi albumin sebanyak dua kali (sebelum dan setelah persalinan) hingga biaya persalinan secara cesar. Karena jujur saja pada saat itu saya bukan orang yang memiliki cukup uang untuk membayar layanan kesehatan tersebut,” tambah Firsya.

Diakhir perbincangan, Firsya mengapresiasi pelayanan kesehatan melalui Program JKN yang sangat cepat dan tanggap mulai dari dokter kandungan di klinik yang mengidentifikasi preeklampsia untuk pertama kalinya, instalasi gawat darurat Rumah Sakit Petrokimia Gresik yang memberikan penanganan pertama berupa suntikan anti kejang sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik, pemberian suntikan pematang paru sampai empat kali saat dirinya berada di ruang observasi Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik sampai dengan akhirnya operasi sesar dan perawatan NICU sang bayi. Tentunya semua pelayanan tersebut tanpa ditarik iur biaya tambahan.(vee)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *